Seiring perkembangan teknologi yang menawarkan banyak kemudahan, sejumlah aplikasi kencan online pun bermunculan. Bisa ditebak, aplikasi seperti ini tak selalu digunakan user yang sungguh-sungguh cari jodoh. Selain mencari teman, aplikasi kencan online juga digunakan untuk penipuan.
Saat ini, ada beberapa aplikasi kencan yang sangat populer di seluruh dunia saat ini. Seperti Bumble, aplikasi yang disebut-sebut mirip dengan Tinder, tetapi memungkinkan wanita untuk mengambil inisiatif dalam memulai percakapan.
Lalu OkCupid yang menggunakan kuesioner untuk mencocokkan pengguna dengan orang yang memiliki minat dan nilai yang serupa. Kemudian Hinge, yang mengarahkan pengguna untuk mengisi profil yang lebih detail dan fokus pada koneksi yang lebih dalam darip
Dari beberapa aplikasi itu, muncul nama Tinder, aplikasi paling populer saat ini. Banyak yang mengatakan, Tinder memberi banyak keleluasaan bagi anggotanya. Apa saja?
Kemudahan Penggunaan
Tinder sangat mudah digunakan dan tidak memerlukan banyak waktu dan usaha untuk membuat profil dan memulai mencari pasangan.
Basis Pengguna yang Besar
Dengan jutaan pengguna aktif di seluruh dunia, pengguna Tinder memiliki banyak pilihan untuk mencari pasangan yang cocok.
Teknologi Pemetaan
Tinder menggunakan teknologi pemetaan untuk menampilkan pengguna yang berada dalam jarak tertentu, sehingga memungkinkan pengguna untuk menemukan pasangan yang berada di dekatnya.
Swiping
Sistem “swipe” di Tinder memungkinkan pengguna untuk dengan mudah menentukan apakah mereka tertarik atau tidak tertarik pada seseorang, membuatnya lebih cepat dan efisien dalam pencarian pasangan.
Fitur-fitur Interaktif
Tinder juga memiliki fitur-fitur interaktif seperti fitur “Super Like” dan fitur “Tinder Boost” yang memungkinkan pengguna untuk lebih menonjol dan mempercepat pencarian pasangan.
Tinder didirikan oleh Sean Rad, Justin Mateen, Jonathan Badeen, Joe Munoz, Whitney Wolfe Herd dan Dinesh Moorjani pada tahun 2012.
Sean Rad dan Justin Mateen adalah dua orang yang paling dikenal dalam pendirian Tinder, dengan Rad sebagai CEO dan Mateen sebagai CMO pada awalnya. Jonathan Badeen juga memainkan peran penting dalam pengembangan aplikasi ini dan menjadi salah satu pendiri Tinder.
Whitney Wolfe Herd sebelumnya juga bekerja di Tinder dan membantu mengembangkan aplikasi ini sebelum akhirnya mendirikan aplikasi kencan sendiri, Bumble. Joe Munoz dan Dinesh Moorjani juga merupakan pendiri awal Tinder tetapi kemudian keluar dari perusahaan.
Pendirian Tinder didasarkan pada gagasan untuk menghubungkan orang secara online dan mempermudah pencarian pasangan dengan mengambil inspirasi dari aplikasi gay bernama Grindr yang populer pada waktu itu.